22|01|2014
Tulisan kali ini disponsori oleh Jeng Ir, kanopi roof top, senja, dan kupu2.. Smoga gak picisan lah ya!! hahaa ( ^ 0 ^ )
Kupu-Kupu dalam Perut
Berkelepak berputar dalam perut
Membikin hati carut-marut
Menyenangkan
Walau sedikit terasa tak nyaman
Kupu-kupu itu
Tak henti-hentinya terbang
Tiap kali kau datang
Hassshh, ini menyebalkan
Kumohon
Untuk sekali ini saja kau hinggap
Diam saja dalam perutku yang senyap
Karna tiap kali kau berkelepak
Jantungku berpacu dalam detak
Ah, mungkin aku yg harus diam dan menyingkir
Lalu tersenyum nyinyir
Karna tiap kali kau datang
Kupu-kupu dalam perut ini terbang riang
Berulah tak tentu arah
Meninggalkan gelegak resah
Dan rindu yang tak nyaman
Tapi jujur, ini menyenangkan
Kanopi roof top, Yogyakarta, 22|01|2014
*Kupu-kupu dalam perut, entah ini istilah yang cocok atau nggak, tapi well, lumayan cocok buat saya, hahaa. Tapi seenggaknya istilah ini berusaha mengungkapkan rasa tak nyaman, gak enak, dan agak geli dalam perut tiap kali melihat atau bertemu seseorang. Entah fenomena ini pertanda apa,tapi mungkin beberapa orang pernah ngalamin.
Dan yg paling nggak enak adalah ketika rasa gak nyaman dalam perut ini berkembang jadi deg-degan dan bertransformasi menjadi salting, hahahaa..
Cara bikin kupu2 dalam perut ini diam? ya harus dilempar dg bata kenyataan yg memuakkan, hahaa.. baru dia bisa diam [hibernasi], dan pasti bakal berulah lagi entah kapan.. hmmmmm :]
Blog Pribadi untuk menyimpan memori, menuliskan ide2, ilmu dsb. Sepertinya bakalan asique kalo nanti pas udah tua bisa lihat lagi jejak2 digital dari hal-hal yang pernah kita tuangkan dalam blog. Cheers!
Selasa, 28 Januari 2014
Senin, 13 Januari 2014
Taukah kamu?
Taukah kamu?
Aku perlu mengumpulkan semua nyali
Untuk menyapamu sekali
Aku perlu diam dan berpikir sejenak
Untuk membuatkanmu sebuah sajak
Tahukah kamu?
Aku perlu menunggu ratusan hari
Untuk mengalami hari ini
Mendengar kata-kata meluncur dari mulutmu
Dan melihat senyum tersungging di bibirmu
Tahukah kamu?
Kalau aku nyaris tak sadar diri
Saat kau datang mengulurkan jemari
Yang dengan tak percaya kusambut
Dan benar-benar hangat dan lembut
**Aku melihatmu dengan hati, , jadi lebih baik kuurungkan diri, menunggu saat yang pasti, karena ini urusan hati, lebih indah jika masih tersimpan sendiri, saat diungkapkan menjadi berkurang arti, semakin sering diucapkan semakin tak berarti
NB : Tidak bukan untuk siapa-siapa, hahaa ( ^ 0 ^ )
Aku perlu mengumpulkan semua nyali
Untuk menyapamu sekali
Aku perlu diam dan berpikir sejenak
Untuk membuatkanmu sebuah sajak
Tahukah kamu?
Aku perlu menunggu ratusan hari
Untuk mengalami hari ini
Mendengar kata-kata meluncur dari mulutmu
Dan melihat senyum tersungging di bibirmu
Tahukah kamu?
Kalau aku nyaris tak sadar diri
Saat kau datang mengulurkan jemari
Yang dengan tak percaya kusambut
Dan benar-benar hangat dan lembut
**Aku melihatmu dengan hati, , jadi lebih baik kuurungkan diri, menunggu saat yang pasti, karena ini urusan hati, lebih indah jika masih tersimpan sendiri, saat diungkapkan menjadi berkurang arti, semakin sering diucapkan semakin tak berarti
NB : Tidak bukan untuk siapa-siapa, hahaa ( ^ 0 ^ )
Langganan:
Postingan (Atom)