Selasa, 24 Desember 2013

Petir Ternyata Putih

Kali ini saya akan menulis tentang pengalaman saya sekitar 5 tahun yang lalu. Kenapa saya nulis ini? karena saya nggak mau kehilangan tiap detil kejadian karena umur yang terus menggerus daya ingat otak saya. Jadi semisal ntar2 nanti saya lupa detil pengalaman ini, saya tinggal baca deh..
Mungkin tidak banyak teman saya yang mengetahui cerita ini, mungkin beberapa temen yang pernah saya ceritain juga sudah lupa. tapi menurut saya, ini pengalaman yang cukup menarik, heuheu..

Sore pukul 3, sekitar 5 tahun yang lalu (mungkin sekitar 2008, 4 tahun sebelum ibuk nggak ada)
Hujan sedang tengah mengguyur daerah sekitar kompleks rumah saya, entah si hujan ini juga menyebarkan airnya ke seluruh kota atau nggak, saya gak begitu mau tahu. Karena hujannya gak terlalu deras, ibuk ngerasa aman-aman saja buat nyalain TV. Sedangkan saya waktu itu lagi di kamar, duduk di meja sambil nglakuin sesuatu yang entah saya lupa.

Di rumah cuma ada saya sama ibuk, berdua. kamar saya di sebelah persis ruang ibuk nonton TV. Pintu kamar sengaja saya buka biar ibuk dan saya sama-sama nggak ngerasa sendirian.

Lama-lama hujan jadi tambah deras, saya gak terlalu ingat pas itu ibuk udah matiin TV apa belum karena ibuk anti banget nyalin TV pas hujan deras.

 Tiba-tiba saya denger suara yang keras banget kayak bom meledak yang sumber suaranya deket banget sama rumah saya. Saking kerasnya suara itu, saya sampe ngerasa kalo jiwa saya udah lepas dari badan. Bener-bener gak ngerasain raga sama sekali, ringan dan sangat rapuh. Seolah raga saya itu sudah berubah wujud jadi debu.  Saya merasa kayak melayang, berubah wujud jadi nonmateri.

Sepersekian detik kemudian saya liat cahaya putih yang silau banget masuk ke kamar saya. Cahaya putih datang dari satu titik sumber, yang sangat terang dan menyilaukan. Cahaya itu masuk dari ventilasi rumah yang emang gede dan tanpa kaca, cuma ditutupi kain kasa anti nyamuk. Cahaya putih itu luar biasa putih, dia menerobos masuk begitu cepat memenuhi seluruh kamar saya dengan warna putih yang mirip kabut tebal.
Saya semakin bingung, di tempat manakah saya sekarang ini?

Mungkin kejadiannya seperti ini, tapi mungkin petirnya lebih kecil

Sepersekian detik kemudian kabut tebal putih itu perlahan memudar. Dia seolah terserap ke titik asal cahaya ayang sangat terang tadi. Perlahan kabut itu memudar dan sepersekian detik kemudian sekelililng saya berubah menjadi gelap. Saya merasa aneh karena tiba-tiba saya kembali mempunyai berat, tak lagi melayang. Ada rasa aneh di perut, seolah ada sesuatu yang agak berat di dalam perut menjeblak turun.

Habis gelap terbitlah terang.. Kegelapan itu kemudian hilang dan saya bisa melihat sekeliling. Ya, saya masih berada di didalam kamar. Jiwa saya sudah masuk lagi ke dalam badan. saya melihat ke tangan saya, berpikir untuk menggerakkan tangan dan ternyata tangan saya bisa bergerak!! Dari situ saya sadar ternyata saya masih hidup!!!

Tanpa babibu, yang langsung terpikir di otak saya adalha kondisi ibuk. Saya melihat ibuk lagi tiduran di kasur depan TV. Sempet sangat khawatir, tapi ternyata ibuk lebih dulu menanyakan konidid saya,

Saya dan ibuk sangat bersyukur, karena nggak ada satu pun dari kami yang terluka atau apapun. Ibuk sempat sangat khawatir dengan kondisi saya. Karena waktu terdengar suara yang sangat keras tadi, ibuk melihat cahaya putih yang keluar dari kamar saya, kemudian masuk ke dalam ruang TV dan memantul di langit2 ruangan sampai kemudian dia menghilang sampai waktu sepersekian detik. Ibuk juga bercerita kalo dia sudah mematikan TV sebelum kejadian itu. Semisal belum, kami berdua tidak tau apa yang akan terjadi pada kami.

Saya dan ibuk baru sadar ternyata listrik rumah kami mati, bahkan jam dinding yang menggantung di dinding ruang TV pun ikut mati. Ketika mencoba ngecek ke box listrik, ternyata sekring listriknya putus. Untunglah sekringnya putus, karena berarti dia berfungsi dengan baik, seandainya tidak putus antahlah apa yang terjadi.

Kemudian ibuk mengecek ke tetangga di sekitar rumah, ternyata tidak ada satupun rumah yang listriknya mati. Tapi semuanya mengaku mendengar suara yang sangat keras. dari situ saya dan ibuk akhirnya mengambil kesimpulan bahwa rumah kami tersambar petir, dan lokasi tersambarnya itu di tembok tepat di samping kamar saya.

Alhamdulillah saya gak kena sambaran secara langsung. tapi saya ngerasain gimana gelombang petir itu menghantam ke badan saya. Kalo dipikir-pikir, itu jadi semacam pengalaman yang religius buat saya. padahal kejadiannya tentu berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, tapi bagi saya yang mengalami waktu rasanya berjalan cukup lama sampai saya bisa mengingat sejumlah detil dari kejadiannya.

Seenggaknya benar apa yang diliatin di film2, kalo ada cahaya putih sangat terang datang dari langit,, Well, itulah sekilas pengalaman saya. Entahlah, kejadian itu bisa disebut apa. Saya sendiri juga agak nggak percaya kalo pernah ngalamin. Beberapa orang yang pernah saya ceritain pun punya ekspresi dan tanggapan yang berbeda-beda. Entah mereka ragu, percaya, nggak sama sekali, atau nganggap saya  melebaikan. But, what I told you was the truth, that was really happened, I was not added many things to make my stories impressive, yang ada saya malah mengurangi karena lupa sebagian detailnya. Smoga cerita ini lumayan menghibur ya, hehee

(Well, inilah yang saya dapet setelah kejadian itu : In The name of Allah, The most compassionate and The most merciful, my soul belongs to You)